Di
cintai sang maha pencipta adalah keinginan semua umat manusia di muka bumi ini.
Di cintai oleh manusia aja udah senengnya minta ampun, apalagi di cintai oleh
yang menciptakan manusia? kebayang nggak bersyukurnya seperti apa? Lalu, apa
sih yang membuat Allah itu cinta sama kita?sudahkah kita di cintaiNya?sudahkah
kita melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi larangannya? Tentunya belum,
termasuk yang nulis postingan ini. Tapi setidaknya masih ada 3 amalan yang bisa
kita lakukan agar kita dicintai oleh Allah. Apakah itu? Simak hadist berikut
ini:
“Saya
bertanya kepada Nabi, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?’ (Dalam
satu riwayat: yang lebih utama) Beliau bersabda, “Shalat pada waktunya” Saya bertanya, Kemudian apa lagi? Beliau
bersabda, “Berbakti kepada kedua orang
tua.” Saya bertanya, Kemudian apa lagi?
Beliau bersabda, “Jihad (berjuang)
di jalan Allah.” Ia berkata, “Beliau menceritakan kepadaku. (Dalam satu
riwayat: “Saya berdiam diri dari Rasulullah.”) Seandainya saya meminta tambah,
niscaya beliau menambahkannya.” (H.R. Bukhari, hadits Shahih dan terdapat
di dalam Shahih Bukhari)
Sudahkah kita melaksanakan sholat tepat waktu? apa yang kita lakukan ketika mendengar adzan berkumandang? kita lanjutkan pekerjaan kita yang masih numpuk? ataukah kita tetap fokus pada game yang ada pada gadget kita? atau mungkin kita sibuk chat dengan sahabat-sahabat dan juga pacar? jika seperti ini apakah kita pantas mendapat kasih sayang dari Allah? bayangkan saja, kita di panggil pacar aja senengnya minta ampun, kita langsung datang ke rumah pacar. Lalu bagaimana ketika kita di panggil oleh Allah dengan suara adzan? Tentunya dengan berat hati kita memenuhiNya. Astaghfirullah...tapi Allah maha pemurah, meskipun kita sering lalai, sering menunda-nunda, Allah tetap mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kita. Masih pantaskah kita untuk mengabaikan-Nya?
Apa itu berbakti kepada orang tua? berbakti itu berusaha semaksimal mungkin untuk menuruti semua perintah orang tua dan berusaha menjauhi apapun yang mereka larang selagi itu bersifat positif. Seburuk apapun orang tua kita, mereka tetaplah orang tua. Mereka yang membesarkan kita dari kecil dimana kita masih belum bisa apa-apa hingga kita bisa melakukan apa-apa. Semudah itukah kita mengecewakan mereka? Kita bahkan tidak sadar bahwa hal sekecil apapun jika itu membuat mereka sakit hati dan tidak ridlo maka berdosalah kita kepada mereka. Kita sering berbohong kepada mereka, sering juga kita membentak mereka. Atau bahkan kita pernah memaki-maki mereka hanya karena mereka melakukan satu kesalahan terhadap kita? Tapi apakah mereka menyimpan dendam terhadap kita? TIDAK!. Mereka tetap menyayangi kita dalam setiap hembusan nafas mereka, mereka tetap menyebut nama kita dalam setiap doa-doa mereka. kita sadar nggak betapa durhakanya kita ini sebagai anak? Mari kita lakukan yang terbaik untuk mereka dan berusaha membahagiakan mereka. Ingat! Semakin kita sibuk dengan kesuksesan kita, tanpa kita sadari mereka juga mengalami masa penuaan. Masa dimana mereka ingin selalu diperhatikan kesehatannya oleh kita, masa dimana mereka ingin kita selalu ada untuk mereka. Sesibuk apapun, luangkan waktu untuk bisa bersama mereka setidaknya satu hari saja. Dan jikalau orang tua kita sudah meninggal, setidaknya kita bisa mendoakan ataupun mengunjungi makamnya meskipun cuma setahun sekali. Kita semua sayang orang tua kan?
Berjuang dijalan Allah itu banyak macamnya, di zaman Nabi kita Muhammad SAW berjuang itu berperang melawan orang-orang kafir. Tetapi di zaman sekarang ini sudah jarang bahkan tidak ada yang namanya perang. Lalu jihad apa yang bisa kita lakukan? Jangan khawatir, jihad tidak melulu soal perang. Kita bisa meneruskan perjuangan Nabi, para Ulama dan juga para Masyayekh untuk mengamalkan ilmu agama, mengajak kepada kebaikan, mencegah pada kemungkaran tanpa mengharapkan imbalan apapun. Jihad itu harus ikhlas lillahi ta’ala. Selain itu jihad bisa kita lakukan dengan cara bershodaqoh untuk pengembangan agama islam seperti pembangunan masjid, musholla, pesantren dll. Sudahkah kita melakukan itu semua? Ketika kita mengamalkan ilmu, berpidato, mengajak kebaikan di zaman yang serba canggih ini kita pasti masih mengharapkan imbalan. Atau di satu waktu pada saat kita memberikan donasi (sumbangan) di tempat-tempat seperti masjid, musholla, pesantren dsb pastinya kita nulis nama terang kita dengan rasa percaya diri, atau mungkin saat kita memberikan donasi tersebut kita minta di foto dan di upload di sosmed? Bukankah semua amal itu sudah di catat oleh para malaikat? Kenapa harus di umbar di sosial media?
Marilah kita sama-sama merenung,
sudah pantaskah kita untuk di cinta Allah? Jika ada 3 amalan yang sangat di
cintai Allah, setidaknya kita bisa melakukan salah satunya. Penulis tidak
bermaksud menggurui, ceramah, nyindir dan lain sebagainya, hanya saja memaparkan
sesuatu yang bisa kita renungkan bersama-sama. Karena penulis juga manusia yang
jauh dari kata sempurna. Positif thinking aja ya? I love you
All...
NB : Sekali lagi, Penulis bukanlah manusia sempurna.
NB : Sekali lagi, Penulis bukanlah manusia sempurna.
Komentar
Posting Komentar