CINTA TAK HARUS MEMILIKI
Di pagi hari
dengan udara yang begitu sejuk, dan sang mentari pun mulai mengeluarkan
sinarnya yang terang, aku duduk termenung di teras depan kos yang sederhana dan
di temani satu cangkir kopi yang cukup membawaku pada kedamaian. Di tengah
kedamaian nan hangat itu, terlintas di pikiranku tentang masa laluku bersama kak
vino. Ya, masa lalu yang cukup sulit untuk dilupakan. Lima tahun sudah aku
mencintainya, dan kini aku sudah mulai terbangun dari mimpi buruk itu. mimpi yang
selalu mendorongku untuk memilikinya. aku mengaguminya mulai dari kelas 2 SMP.
Akan tetapi, cinta ini tidak berakhir bahagia layaknya di dongeng-dongeng. Aku
mengaguminya selama 5 tahun. Namun, aku hanya bisa memilikinya dalam waktu 6
bulan. Mengharukan Bukan?
Masih teringat jelas didalam pikiranku, di saat di
mana aku mulai mengaguminya. Aku suka senyumnya, aku suka karismanya dan aku
juga suka segala sesuatu yang dia lakukan. Aku mulai bingung, Apakah ini
cinta??? Apakah yang aku rasakan saat ini benar? Apakah ini benar-benar cinta?
ataukah ini hanya rasa sayang yang timbul sesaat saja? Perlahan aku mulai
menenangkan pikiranku. aku sadar di tengah usiaku yang masih sangat muda(kecil)
ini, mana mungkin aku bisa memilikinya??? sedangkan usianya sudah sangat jauh
di bandingkan dengan usiaku. aku berusia 13 tahun sedangkan dia berusia 23
tahun. Huuuufffffffttttttt………..!!! dengan nada psimis aku menenangkan hati ini.
Kemudian aku mulai berfikir kembali. yang namanya cinta kan tidak memandang
usia??? Buktinya ayah dan ibu juga memiliki jarak usia yang cukup jauh, 10
tahun seperti yang aku rasakan saat ini. sayangnya, aku tidak berani ungkapin
perasaan ini ke dia. dan aku tidak mau dia tahu tentang perasaanku ini. aku
takut dia tidak mencintaiku. Aku takut jika aku hanya akan jadi bahan omongan
karena mencintai seseorang yang 10 tahun jauh lebih tua dariku. Dan akhirnya
rasa cinta ini terpendam di hatiku hingga aku kelas 3 SMA.
_
_ _ _ _ _***********_ _ _ _ _ _
Tak terasa hampir
5 tahun aku mencintainya, tapi perasaan ini tidak berubah sedikitpun oleh
berjalannya waktu, meskipun banyak laki-laki yang mendekatiku, itu tidak akan
bisa merubah persaanku terhadapnya. Hari demi hari, tahun demi tahun telah
berlalu dengan rasa yang terpendam ini. tiba tiba, suatu hari dia mengajakku
bertemu di suatu tempat. Seketika itu perasaanku campur aduk tidak karuan. Aku
bingung, mengapa dia ingin bertemu denganku? Apakah dia tahu perasaanku selama
ini? Hanya kebingungan, ketakutan dan rasa tidak percaya diri yang aku rasakan.
Ketika sampai di tempat pertemuan, aku yang suka
bercanda dan berceloteh ini itu hanya bisa terdiam dan menunduk. Suasana pun
menjadi sunyi. Perlahan dia memulai percakapan.
“Marsha, aku ingin bertanya sesuatu
ke kamu.” apakah kamu dari dulu mencintai seseorang?dan apakah orang itu adalah
aku?” dengan nada serius dia bertanya padaku.
Aku
menelan ludah dan melotot ke arahnya, bagaimana
mungkin dia bisa tahu tentang perasaanku selama ini? Kemudian, perlahan aku
menjawab dengan rasa gugup.
“ii..ii…iya,
aku mengagumi kakak sudah dari kelas 2 SMP. Aku udah coba hapus perasaan ini
tapi tidak bisa. Aku mencintaimu kak.” Seketika air mataku jatuh saat aku mengatakan
perasaanku yang sesungguhnya.
“Terus
kenapa kamu memendam perasaan itu?marsha, kamu tahu aku juga mencintaimu.
maukah kamu jadi pelengkap hidupku?dan maukah kamu jadi pendamping hidupku???” Tanya
kak vino serius.
“Ta…tapi, usia kita kan jauh
berbeda kak?”dengan gugup aku menjawab pertanyaannya.
“Aku
tidak peduli, emang cinta memandang usia?”sahutnya yang berusaha meyahkinkanku.
Perlahan dia mengusap-usap
kepalaku dan memelukku. hatiku begitu damai, senang, terharu menjadi satu. perasaanku
tidak bisa di ungkapkan dengan kata kata. Memilikinya adalah anugerah terindah
dalam hidupku. dia adalah seseorang yang selama ini ada di dalam mimpiku, dan
akhirnya hari ini juga aku bisa memilikinya. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan.
Seiring dengan berjalannya waktu, cinta di antara
kita begitu kuat. Dan orang tuanya pun mulai mengetahui hubunganku dengannya.
Orang tuanya menginginkan agar kita berdua ke jenjang yang lebih serius, karena
tidak bisa dipungkiri lagi bahwa usia kak vino sudah dewasa, dan ibunya pun
juga sakit sakitan. Mereka menginginkan agar
aku bisa menjaga kak vino.
_
_ _ _ _ _**********_ _ _ _ _ _
Suatu hari orang
tuanya menemui kedua orang tuaku untuk membicarakan tentang hubungan yang telah
kita jalani selama ini. Kata demi kata telah terucap, akan tetapi kenyataannya
tidak seperti yang direncanakan. Orang tuaku tidak mengizinkan aku untuk
menikah di usiaku yang masih sangat muda. Mereka menginginkan agar aku melanjutkan ke
perguruan tinggi setelah lulus SMA. Di tengah perbincangan, orang tuanya
berusaha mengambil hati kedua orang tuaku. “Ya, marsha tetap kuliah kok, tapi
lebih baiknya marsha menikah terlebih dahulu dengan anak saya, agar ada yang
menjaga marsha juga.” Ucap ibunya kak vino kepada orang tuaku.
“Tidak
bisa. Kalau marsha sudah jadi ibu rumah tangga bagaimana kuliahnya nanti? apa
ya bisa dia mengurus anak, mengurus rumah, dan kuliahnya secara bersamaan? pasti
salah satu ada yang keteteran.” sahut ibuku dengan tegas.
“Tapi
anak kita kan saling mencintai?” Jawab ibunya lagi yang berusaha menenangkan. Sepertinya
ibuku mulai kebingungan untuk menjawab.
“Kalau
begitu,semua keputusan ada di tangan marsha.” jawab ibuku lemah!
_
_ _ _ _ _**********_ _ _ _ _ _
Beberapa menit
setelah orang tua kak vino pergi, ibuku menatapku dan berkata:
”Marsha,
kalau kamu menginginkan untuk menikah dengan vino, itu artinya kamu tidak usah
kuliah, bagaiman mungkin kamu mengurus beberapa hal bersamaan? Jadi ibu rumah
tangga itu nggak mudah nak.... ibu mohon sama kamu, kamu kuliah dulu ya. Cuma
kamu harapan ibu satu-satunya. Ibu mana sih yang tidak senang melihat anaknya
bahagia bersama pasangannya? Tetapi akan lebih bahagia lagi jika ibu melihat
kamu menjadi sarjana terlebih dahulu sebelum kamu memakai gaun pengantin dan
bahagia bersama orang yang kamu cinta. Percayalah nak, jodoh nggak akan ke
mana. Ibu yahkin, jika vino memang benar benar mencintaimu, dia akan menunggumu
sampai kapan pun, lagian jika dia memang jodoh kamu, suatu saat dia pasti akan
kembali padamu. Akan tetapi jika kamu meninggalkan pendidikanmu, maka tidak akan
ada lagi kesempatan kedua.”
“Iya
marsha, lagian kamu kan masih terlalu muda.”sahut ayahku yang kelihatannya sependapat dengan
ibuku!
Aku hanya terdiam dan tidak bisa mengucapkan sepatah
katapun. Aku bingung apa yang harus aku lakukan?jika aku harus memilih untuk
bersama kak vino, maka aku harus meninggalkan pendidikan aku, dan aku juga akan
mengecewakan kedua orang tuaku yang selama ini membesarkanku. Tapi jika aku
memilih untuk melanjutkan pendidikanku, aku tidak bisa bersama kak vino, orang
yang selama ini aku impikan untuk jadi kekasihku, bertahun-tahun aku
mengharapkannya. Di sisi lain aku juga akan menyakiti hati kak vino. Ya Allah,
apa yang harus aku lakukan???aku bingung tak menentu seperti orang bodoh yang
kehilangan arah.
Hampir setiap malam aku istikhoroh, dalam setiap
sujudku aku selalu meminta petunjuk pada yang Maha Kuasa. Hari demi hari
akhirnya aku menemukan jawaban dari Allah SWT. Aku yahkin petunjuk dari Allah
tidak akan salah, dan tidak akan membuatku menyesal dikemudian hari. Akhirnya aku
memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. aku sadar, bahwa ilmu itu lebih
penting dari pada cinta. Dan aku ingat pada satu hadist: ridlo Allah tergantung
pada ridlo kedua orang tua. Dan murka Allah tergantung pada murka kedua orang
tua. Jika orang tuaku lebih meridhoi aku untuk menuntut ilmu (melanjutkan
pendidikan), kenapa aku harus memilih jalan yang lain?ya, meskipun hati ini
berat sekali untuk meninggalkan kak vino. Tapi aku yahkin jika dia memang
jodohku, suatu saat akan kembali kepadaku. Akhirnya aku memutuskan untuk kuliah
ke UT Jakarta jurusan teknik informatika.
_
_ _ _ _ _**********_ _ _ _ _ _
Suatu hari aku menemui kak vino dan mengungkapkan
semua keputusanku padanya:
“Kak,
setelah 6 bulan kita menjalin cinta, kita lewati suka, duka, tangis, tawa
bersama. Aku sadar bahwa kita tidak bisa meneruskan cinta ini. Usia kita yang
jauh berbeda, Aku yang masih terlalu muda dan masih harus mengejar cita citaku,
orang tua kita yang berbeda dalam menentukan jalan hidup kita masing masing,
membuatku sadar bahwa kita tidak bisa bersama. Ma’afkan aku kak, aku do’akan
semoga kakak dapat yang lebih baik dariku, terima kasih karena kakak sudah
memberikan warna yang indah dalam hidupku. aku akan melanjutkan pendidikanku ke
UT Jakarta kak. Do’akan aku ya, semoga aku mendapatkan jalan yang terang, semoga
aku bisa jadi orang yang sukses. aku janji, aku tidak akan melupakan kakak,
karena kakak adalah orang yang pernah membuatku bahagia.” Tak terasa air mataku
jatuh perlahan, aku tidak bisa menahan sakitnya hati ini, hatiku berat
meninggalkannya.
“ya,
nggak papa dek, aku berharap adek juga mendapatkan seseorang yang jauh lebih
baik daripada aku, kakak juga minta ma’af karena kakak tidak bisa menunggu adek,
adek jangan nangis, kalau adek nangis kakak juga ikut nangis ntar. Mungkin kita
memang nggak di takdirkan untuk berjodoh. Semoga suatu saat adek bisa menemukan
orang yang lebih baik dari kakak. kakak do’akan semoga kelak adek jadi orang
yang sukses, bisa bahagiakan kedua orang tua. aamiin…..” jawabnya dengan mata
berkaca kaca.
Aku semakin tidak bisa membendung air mata ini. Aku
terus menangis dan berusaha meninggalkannya pergi. Hatiku seperti tersayat
pedang yang sangat tajam, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Hanya deraian
air mata yang dapat mewakili perasaanku.
_
_ _ _ _ _**********_ _ _ _ _ _
Jadikan
ini perpisahan yang termanis………..
Yang
indah dalam hidupmu, sepanjang waktu…..
Semua
berakhir tanpa dendam dalam hati……….
Maafkan
semua salahku yang mungkin menyakitimu……………
_
_ _ _ _ _**********_ _ _ _ _ _
Beberapa menit
kemudian, aku mulai tersadar dari lamunanku.
“huuuufffttt…….untuk apa juga aku
harus memikirkan masa lalu???dan kenapa aku harus menyesali semua ini??? Yaaach……mungkin
ini jalan Allah yang di pilihkan untukku. Di balik semua ini pasti Allah sedang
memiliki rencana lain yang indah buat kehidupanku. Allah tidak memberikan semua
yang kita inginkan, tapi Allah memberikan semua yang kita perlukan. Kadang kita
sedih, kecewa dengan takdir Allah, tapi di balik semua itu Allah sedang merajut
yang terbaik untuk kita.” Gumamku dalam hati.
Tak terasa hari sudah mulai panas, aku bergegas
mandi kemudian berangkat ke kampus dengan penuh semangat. Didalam perjalanan ke
kampus, aku berdo’a dalam hati. “Ya Allah, semoga kelak aku jadi orang yang sukses.”
aamiin……….
THE END
Komentar
Posting Komentar